Bis kami memasuki halaman
kantor mantan Gubernur Jendral Bantam, sebutan Banten di zaman kolonial. Van
Bronckhorst salah satu sang Gubernur Jendralnya.
Sudah barang tentu kami
berkunjung bukan untuk menemui arwah sang Gubernur Jendral dalam rangka uji
nyali, lagian ngapain juga!.
Kami ke sini apa lagi
kalau bukan untuk bapoto. Cukup kreatif mencari tempatnya, rasanya belum ada
foto angkatan lain yang lokasinya seunik ini. “Bagus”, kalau mengingat pak Tino
Sidin.
Sebulan sebelum berangkat
aku dibilangin bahwa nanti kami photo session di tangga, aku pikir tangganya
agak tinggi sehingga aku bilang kalau kami dipotret dari atas dengan format 81,
eh, panitianya, kak Iwan, kak Ros, dan bunda pada ngomel, “Nggak ada waktu!
Susah ngaturnya!”. Rasanya seperti dimarahi nenek sihir, maklum mereka kan
sudah nenek-nenek.
Akhirnya kami berfoto
dengan gaya pejabat teras, maksudku pejabat yang bekerja di teras.
Aku jadi ingat kakak
kelasku yang 10 tahun lebih tua, dari jurusan Sipil, beliau bekerja di teras
rumahnya, komputer dan perlengkapan kantor lainnya bercokol di teras,
prinsipnya urusan rumah nggak mengganggu urusan kantor, begitu sebaliknya
Nah, kalau kamu bertamu ke
rumah, eh kantornya, kamu harus pipis dulu. Soalnya kalau kamu kebelet pipis
kamu harus pipis di musholah dekat rumahnya, kan urusan kantor nggak boleh
mengganggu urusan rumah. Minumannya, biasanya teh hangat manis dalam cangkir, dibeli
dari warung di depan rumah, begitu juga urusan makan siang.
![]() |
@ Kantor Gubernur Banten |
Untung aku dua kali ke
sana istrinya lagi ke luar kota, jadi aku diizinkan pipis di dalam rumah.
Kembali ke cerita awal,
tentang potret-potretan.
Kalau kamu melihat foto di
atas aku kok nggak berada di deretan paling depan, nggak seperti biasanya,
sudah pasti ada sejarahnya. Ketika aku berdiri di depan, nenek-nenek sihir pada
protes, “Meennnn, elo jangan di depan teruuussss ….!!!”.
Akupun bergeser ke deretan
belakang karena takut disihir jadi kodok. Aku menduga keras kalau aku disihir
akan berubah menjadi kodok, soalnya pangeran ganteng kalau disihir biasanya
berubah menjadi kodok, ya kan?
kamipun berfoto-ria. Keren
ya!
Nggak percuma, angkatan 81
gitu loh yang punya prinsip.
Urusan semangat ….. nggak ada matinya!!!
Urusan narsis ….. nggak ada malunya!!!
No comments:
Post a Comment